Apa Yang Dapat Disimpulkan Dari Kunjungan Perdana Presiden Indonesia Prabowo

cuan yang mudah hanya ada di BIGBOS777 situs paling gacor buruan join dan menangkan sampai puluhan juta rupiah - Kurang dari sebulan menjabat sebagai presiden, Prabowo Subianto telah menjadi berita utama internasional dalam lawatan pertamanya ke luar negeri.



jangan sampai ketinggalan jackpot dari BIGBOS777 jangan ragu situs bukan situs biasa - Saat ini sedang menghadiri KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik di Peru, kunjungannya ke Tiongkok dan Amerika Serikat telah menghasilkan liputan yang luas baik untuk alasan yang benar maupun yang salah.Lawatannya telah meningkatkan profil Indonesia di panggung dunia dan membangkitkan kebanggaan di kalangan masyarakat Indonesia yang menyaksikannya berinteraksi dengan para pemimpin dunia yang menghargai hubungan dekat dengan negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Namun, ia juga memicu kontroversi dan kekhawatiran dengan perjanjian maritim yang ditandatangani dengan Tiongkok dan pernyataan bersama oleh kedua negara, dan harus berjanji untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia sehubungan dengan klaim Tiongkok atas sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan.

Perjalanan ini menunjukkan bahwa meskipun Prabowo mengambil pendekatan kebijakan luar negeri yang lebih langsung daripada pendahulunya Joko Widodo, ia harus lebih dari sekadar pertunjukan satu orang dan memanfaatkan pengalaman korps diplomatik Indonesia, kata para ahli. Selama delapan tahun menjabat sebagai presiden, Jokowi sering mempercayakan isu-isu diplomasi kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yang merupakan seorang diplomat karir.Kedua negara menandatangani sebuah perjanjian maritim, tetapi ada satu kalimat dalam pernyataan bersama mereka pada tanggal 9 November yang menimbulkan kekhawatiran dan diskusi di antara para pengamat kebijakan luar negeri.

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa “kedua belah pihak mencapai pemahaman bersama yang penting mengenai pembangunan bersama di area-area klaim yang tumpang tindih” dan setuju untuk membentuk Komite Pengarah Bersama Antar-Pemerintah untuk menjajaki dan memajukan kerja sama yang relevan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini berbeda dengan sikap Indonesia yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara non-klaim di Laut Cina Selatan dan tidak memiliki yurisdiksi yang tumpang tindih dengan Cina. Setelah pernyataan bersama tersebut, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan bahwa posisinya tidak berubah dan perjanjian tersebut tidak akan berdampak pada hak-hak kedaulatan Indonesia Indonesia menegaskan kembali posisinya bahwa klaim-klaim (Cina) tersebut tidak memiliki dasar hukum internasional,” katanya.



Comments

Popular posts from this blog

Verstappen Membalas Para Pengkritik

Kepala IAEA Melakukan Kunjungan Ke Pembangkit Nuklir Iran Yang Sensitif

Cina Menjatuhkan Hukuman Mati Kepada Seorang Wanita Karena Memperdagangkan 17 Anak